A. Pengertian Konservasi
Arsitektur
Konservasi
adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari
bahasa inggris, Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.
Sedangkan dalam ilmu lingkungan, konservasi adalah :
· Upaya
efisiensi dari penggunaan energi, prosukdi, transmisi atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi dilain pihak menyediakan jasa yang
sama tingkatnya,
· Upaya
perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya
alam,
· Pengeloaan
terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau
transformasi fisik,
· Uapaya
suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan,
· Suatu
keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
Di Indonesia, berdasarkan
peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam hayati adalah
pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka
margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman
hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
Konservasi Arsitektur adalah
penyelamatan suatu obyek/bangunan sebagai bentuk apreasiasi pada perjalanan
sejarah suatu bangsa, pendidikan dan pembangunan wawasan intelektual bangsa
antar generasi.
1. Sasaran Konservasi
·
Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian.
·
Memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang
kehidupan masa kini.
· Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan
dengan perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian.
· Menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam
wujud fisik tiga dimensi Lingkup Kegiatan.
2. Manfaat Konservasi :
·
Memperkaya pengalaman visual
·
Memberi suasana permanen yang menyegarkan
·
Memberi kemanan psikologis
·
Mewariskan arsitektur
·
Asset komersial dalam kegiatan wisata internasional
3. Peran Arsitek Dalam Konservasi :
a. Internal :
· Meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk
mencintai dan mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan
bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
· Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis
terhadap jenis-jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama teknik adaptive
reuse
· Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan
atau bangunan yang perlu dilestarikan.
b. Eksternal :
· Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan
atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi arsitektur.
· Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk
keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design Guidelines)
· Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan
baru bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi yang
fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau gudang) serta
mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
· Memberikan contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran
yang dapat menumbuhkan keyakinan pengembang bahwa dengan mempertahankan
identitas kawasan/bangunan bersejarah, pengembangan akan lebih memberikan daya
tarik yang pada gilirannya akan lebih mendatangkan keuntungan finansial.
B. Contoh
Bangunan Konservasi ( Kawasan Petak Sembilan, Glodok – Jakarta)
Kawasan Petak Sembilan, Glodok – Jakarta sebuah kawasan pecinan tua yang
mempunyai nilai sejarah yang sampai saat ini masih tetap bertahan. Dulu,
kawasan ini merupakan salah satu pusat perdagangan yang paling ramai dikunjungi
masyarakat. Namun kini sisa-sisa kejayaan dari kawasan Petak Sembilan masih
dapat kita lihat dari bangunan-bangunan bekas rumah toko yang sepi dan tidak
terawat. Sebagian kecil dari bangunan-bangunan ini masih beroperasi.
toko
yang masih mempertahankan gaya arsitektur rumah China,Petak Sembilan, Glodok,
Jakarta Barat
Kebudayaan
Tionghoa begitu melekat pada kawasan ini. Bentuk-bentuk bangunan dan
tradisi-tradisi dari etnis ini sangat unik untuk dieksplorasi lebih lanjut.
Pada hari-hari perayaan etnis Tionghoa seperti Imlek dan Cap Go Meh, kawasan
ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dari
data-data yang ada ini, menurut saya kawasan Petak Sembilan perlu mendapatkan
perhatian khusus.
Kawasan
ini memiliki potensi yang sangat besar baik sebagai kawasan perdagangan,
komersial dan cagar budaya. Dengan melakukan konservasi terhadap kawasan ini
dapat mengembalikan masa-masa kejayaan yang pernah diraih. Kawasan ini akan
ramai setiap saat, bukan hanya pada hari-hari tertentu (hari-hari perayaan
etnis Tionghoa).
Sasaran
dalam konservasi yang harus diraih antara lain:
Ø mengembalikan wajah dari obyek pelestarian
Menurut saya cara yang paling tepat
untuk mengembalikan wajah dari kawasan Petak Sembilan adalah dengan cara:
- penataan kembali kawasan Petak Sembilan.
- Perbaikan bangunan-bangunan kuno yang ada tanpa merusak keaslian bangunan.
- Menghidupkan kembali kegiatan di kawasan Petak Sembilan.
- Pembersihan kawasan dari sampah-sampah dan kotoran.
- Perbaikan sistem utilitas, drainase dan sebagainya.
Ø memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang
kehidupan masa kini
Kawasan Petak Sembilan merupakan kawasan yang sangat
potensial sebagai kawasan komersial. Dengan menghidupkan kembali suasana dari
Petak Sembilan yang saat ini seperti ‘tertidur’ diharapkan dapat menjalankan kembali roda perekonomian dari kawasan ini.
Hal ini
dapat ditempuh dengan cara:
Membuat event-event di kawasan Petak
Sembilan. Event-event yang dibuat tidak harus bertepatan pada hari raya etnis
Tionghoa. Contoh event-event yang dapat dilakukan seperti mengadakan
pertunjukan sejarah etnis Tionghoa, pagelaran budaya etnis Tionghoa, fashion-show
busana etnis Tionghoa dan sebagainya.
Ø mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan
dengan perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian.
Dapat dibangun bangunan-bangunan baru di kawasan Petak
Sembilan tanpa menggusur bangunan-bangunan yang lama. Sebagai referensi dapat
kita lihat Heritage Factory Outlet di Bandung merupakan bangunan
peninggalan Belanda yang masih terjaga keasliannya terkoneksi dengan bangunan
di sebelahnya yang sangat modern yaitu Cascade Fatory Outlet. Walau pun
di sebelah bangunan kuno tersebut sudah berdiri bangunan modern yang memiliki
tinggi lebih tinggi darinya namun tidak menghilangkan pandangan kita dari
keunikan bangunan Belanda ini. Bangunan kuno selalu memiliki daya tarik sendiri.
Contoh:
Kawasan pertokoan yang kuno di kawasan Petak Sembilan
dapat dikoneksikan dengan bangunan komersial yang lebih modern. Selain akan
menarik minat pengunjung, tentunya akan membangkitkan aktivitas
bangunan-bangunan kuno di sekitarnya.
Ø menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam
wujud fisik tiga dimensi.
Kawasan Petak Sembilan harus tetap dijaga keasliannya.
Kawasan ini menyimpan banyak sejarah dan budaya yang dapat dinikmati
keindahannya secara fisik dengan melihat konsep-konsep bangunan yang ada,
penataan lingkungan dan sebagainya.
Di kawasan Petak Sembilan terrdapat sebuah Klenteng
Dharma Bhakti. Klenteng ini sebelumnya bernama Klenteng Jin De Yuan (Kim
Tek Le) dan dikelola oleh dewan opsir Tionghoa pada masa penjajahan. Berdasarkan
fakta yang diketemukan, Klenteng ini sudah ada sejak tahun 1650. Kawasan
klenteng ini seluas 3000 m² dan menghadap ke arah selatan yang secara ilmu fengshui
sangat baik.
Klenteng ini dapat dijadikan sebagai obyek pariwisata
utama dari kawasan Petak Sembilan. Keaslian bangunan dan budaya etnis Tionghoa
dapat terlihat jelas pada bangunan ini.
Klenteng dharma bhakti di kawasan petak sembilan
C. Kesimpulan
Jadi menurut saya, kawasan Petak Sembilan memiliki
potensi yang sangat besar sehingga perlu dikonservasi dan ditata kembali untuk
menghidupkan kegiatan di dalamnya. Ada pun beberapa cara yang dapat dilakukan
antara lain:
- pemugaran bangunan-bangunan lama
- pembuatan bangunan modern diantara bangunan-bangunan kuno
- pembersihan kawasan dari sampah-sampah dan kotoran
- perbaikan sistem utilitas, drainase dan sebagainya.
sumber :