Senin, 10 Juli 2017

KONSERVASI ARSITEKTUR (Sebuah Cara Untuk Menyelamatkan Bangunan Tua)



A.   Pengertian Konservasi Arsitektur
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa inggris, Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan dalam ilmu lingkungan, konservasi adalah :
·    Upaya efisiensi dari penggunaan energi, prosukdi, transmisi atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi dilain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatnya,
·     Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam,
·    Pengeloaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau transformasi fisik,
·       Uapaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan,
·   Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.

Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Cagar alam dan suaka margasatwa merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA), sementara taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

Konservasi Arsitektur adalah penyelamatan suatu obyek/bangunan sebagai bentuk apreasiasi pada perjalanan sejarah suatu bangsa, pendidikan dan pembangunan wawasan intelektual bangsa antar generasi.
1.    Sasaran Konservasi
·         Mengembalikan wajah dari obyek pelestarian.
·         Memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini.
·   Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan   perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian.
·      Menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi Lingkup Kegiatan.
2.    Manfaat Konservasi :
·         Memperkaya pengalaman visual
·         Memberi suasana permanen yang menyegarkan
·         Memberi kemanan psikologis
·          Mewariskan arsitektur
·         Asset komersial dalam kegiatan wisata internasional
3.    Peran Arsitek Dalam Konservasi :
a.    Internal :
·  Meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk mencintai dan mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
·  Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis terhadap jenis-jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama teknik adaptive reuse
·   Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan.
b.    Eksternal :
·   Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi arsitektur.
·  Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design Guidelines)
·    Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan baru bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi yang fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau gudang) serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
· Memberikan contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran yang dapat menumbuhkan keyakinan pengembang bahwa dengan mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah, pengembangan akan lebih memberikan daya tarik yang pada gilirannya akan lebih mendatangkan keuntungan finansial.

B.   Contoh Bangunan Konservasi ( Kawasan Petak Sembilan, Glodok – Jakarta)
Kawasan Petak Sembilan, Glodok – Jakarta sebuah kawasan pecinan tua yang mempunyai nilai sejarah yang sampai saat ini masih tetap bertahan. Dulu, kawasan ini merupakan salah satu pusat perdagangan yang paling ramai dikunjungi masyarakat. Namun kini sisa-sisa kejayaan dari kawasan Petak Sembilan masih dapat kita lihat dari bangunan-bangunan bekas rumah toko yang sepi dan tidak terawat. Sebagian kecil dari bangunan-bangunan ini masih beroperasi.
http://assets.kompas.com/data/photo/2017/01/24/1954036petak9780x390.jpg
toko yang masih mempertahankan gaya arsitektur rumah China,Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat

Kebudayaan Tionghoa begitu melekat pada kawasan ini. Bentuk-bentuk bangunan dan tradisi-tradisi dari etnis ini sangat unik untuk dieksplorasi lebih lanjut. Pada hari-hari perayaan etnis Tionghoa seperti Imlek dan Cap Go Meh, kawasan ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dari data-data yang ada ini, menurut saya kawasan Petak Sembilan perlu mendapatkan perhatian khusus. 

Kawasan ini memiliki potensi yang sangat besar baik sebagai kawasan perdagangan, komersial dan cagar budaya. Dengan melakukan konservasi terhadap kawasan ini dapat mengembalikan masa-masa kejayaan yang pernah diraih. Kawasan ini akan ramai setiap saat, bukan hanya pada hari-hari tertentu (hari-hari perayaan etnis Tionghoa).

Sasaran dalam konservasi yang harus diraih antara lain:

Ø  mengembalikan wajah dari obyek pelestarian
Menurut saya cara yang paling tepat untuk mengembalikan wajah dari kawasan Petak Sembilan adalah dengan cara:
  1. penataan kembali kawasan Petak Sembilan.
  2. Perbaikan bangunan-bangunan kuno yang ada tanpa merusak keaslian bangunan.
  3. Menghidupkan kembali kegiatan di kawasan Petak Sembilan.
  4. Pembersihan kawasan dari sampah-sampah dan kotoran.
  5. Perbaikan sistem utilitas, drainase dan sebagainya.
Ø  memanfaatkan obyek pelestarian untuk menunjang kehidupan masa kini
Kawasan Petak Sembilan merupakan kawasan yang sangat potensial sebagai kawasan komersial. Dengan menghidupkan kembali suasana dari Petak Sembilan yang saat ini seperti ‘tertidur’ diharapkan dapat menjalankan kembali roda perekonomian dari kawasan ini.
Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
Membuat event-event di kawasan Petak Sembilan. Event-event yang dibuat tidak harus bertepatan pada hari raya etnis Tionghoa. Contoh event-event yang dapat dilakukan seperti mengadakan pertunjukan sejarah etnis Tionghoa, pagelaran budaya etnis Tionghoa, fashion-show busana etnis Tionghoa dan sebagainya.

Ø  mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan masa lalu, tercermin dalam obyek pelestarian.
Dapat dibangun bangunan-bangunan baru di kawasan Petak Sembilan tanpa menggusur bangunan-bangunan yang lama. Sebagai referensi dapat kita lihat Heritage Factory Outlet di Bandung merupakan bangunan peninggalan Belanda yang masih terjaga keasliannya terkoneksi dengan bangunan di sebelahnya yang sangat modern yaitu Cascade Fatory Outlet. Walau pun di sebelah bangunan kuno tersebut sudah berdiri bangunan modern yang memiliki tinggi lebih tinggi darinya namun tidak menghilangkan pandangan kita dari keunikan bangunan Belanda ini. Bangunan kuno selalu memiliki daya tarik sendiri.
Contoh:
Kawasan pertokoan yang kuno di kawasan Petak Sembilan dapat dikoneksikan dengan bangunan komersial yang lebih modern. Selain akan menarik minat pengunjung, tentunya akan membangkitkan aktivitas bangunan-bangunan kuno di sekitarnya.

Ø  menampilkan sejarah pertumbuhan lingkungan kota, dalam wujud fisik tiga dimensi.
Kawasan Petak Sembilan harus tetap dijaga keasliannya. Kawasan ini menyimpan banyak sejarah dan budaya yang dapat dinikmati keindahannya secara fisik dengan melihat konsep-konsep bangunan yang ada, penataan lingkungan dan sebagainya.
Di kawasan Petak Sembilan terrdapat sebuah Klenteng Dharma Bhakti. Klenteng ini sebelumnya bernama Klenteng Jin De Yuan (Kim Tek Le) dan dikelola oleh dewan opsir Tionghoa pada masa penjajahan. Berdasarkan fakta yang diketemukan, Klenteng ini sudah ada sejak tahun 1650. Kawasan klenteng ini seluas 3000 m² dan menghadap ke arah selatan yang secara ilmu fengshui sangat baik.
Klenteng ini dapat dijadikan sebagai obyek pariwisata utama dari kawasan Petak Sembilan. Keaslian bangunan dan budaya etnis Tionghoa dapat terlihat jelas pada bangunan ini.

https://winnerfirmansyah.files.wordpress.com/2011/03/jindeyuan_23.jpg?w=470
Klenteng dharma bhakti di kawasan petak sembilan

C.   Kesimpulan
Jadi menurut saya, kawasan Petak Sembilan memiliki potensi yang sangat besar sehingga perlu dikonservasi dan ditata kembali untuk menghidupkan kegiatan di dalamnya. Ada pun beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
  1. pemugaran bangunan-bangunan lama
  2. pembuatan bangunan modern diantara bangunan-bangunan kuno
  3. pembersihan kawasan dari sampah-sampah dan kotoran
  4. perbaikan sistem utilitas, drainase dan sebagainya.

sumber :