Minggu, 03 Mei 2015

Indonesia di Mata Mahasiswa Asia


Indonesia di Mata Mahasiswa Asia


Sebagai bagian Asian Youth Forum perwakilan Indonesia mempersembahkan Indonesia Country Presentation. Rahmat, mahasiswa Waseda University, Jepang bersama Ismail Suardi Wekke, warga Indonesia yang tinggal di kota Sorong, Papua menyajikan tiga bagian dalam presentasi tersebut. Pertama, makanan, kedua, gambaran umum, dan terakhir, tarian. Pendengar, peserta dan hadirin disambut dengan makanan khas Indonesia. Walaupun itu berupa makanan ringan tetapi sepanjang presentasi, makanan diedarkan dan disajikan kepada semua orang. Ini untuk menggambarkan bahwa tamu dalam tradisi Indonesia selalu disambut dengan hangat. Tidak saja berupa kehangatan dan dialog. Namun juga dengan menyediakan terbaik yang dimiliki tuan rumah.

            Bertempat di Far Eastern Federal University, persentasi dihadiri sekitar 35 orang dari berbagai negara di Asia seperti Afghanistan, Jepang, Korea, China, Australia, Thailand, Filipina, Taiwan dan juga tuan rumah Rusia. Selanjutnya, diberikan gambaran tentang Indonesia secara umum. Negara dengan penduduk 230 juta orang menempati ribuan pulau. Bahkan diantara pulau tersebut masih saja ada yang tidak berpenghuni. Dari Merauke sampai Sabang, ada ribuan tradisi, budaya dan juga ratusan bahasa. Bukan dialek tetapi bahasa. Antara satu penutur bahasa dengan penutur lainnya tidak saling mengerti. Sehingga kita bersyukur ada bahasa Indonesia yang menyatukan berbagai penutur tersebut.

            Ada kearifan orang-orang Jawa saat itu, dimana bahasa dominan yang digunakan adalah bahasa Jawa dan Sunda. Tetapi penentuan bahasa nasional dengan mengambil bahasa Melayu yang kemudian disebut bahasa Indonesia tidak melihat jumlah penutur. Semata-mata untuk kepentingan komunikasi dimana saat itu bahasa Melayu sebagai lingua franca. Bahasa perdagangan saat itu didominasi bahasa Melayu. Sehingga 1928, para pemuda kemudian menyebutnya sebagai bahasa Indonesia dan itu dijadikan sebagai bahasa kebangsaan.

            Kita beruntung memiliki arah sejarah dengan hadirnya Sumpah Pemuda. Tidak seperti Filipina yang kemudian perlu perjuangan untuk menggunakan bahasa Tagalog. Dimana bahasa Inggris yang merupakan bahasa komunikasi di pendidikan, bisnis dan juga keseharian. Sehingga ada usulan untuk menjadikan bahasa Tagalog sebagai bahasa menjadi bahasa resmi. Malangnya kemauan beberapa pihak ini tidak serta merta disetujui. Bahkan parlemen kadang-kadang lebih menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

            Kita bisa lihat juga Malaysia. Walaupun punya bahasa Melayu namun bahasa Inggris yang digunakan sebagai rujukan ketika ada perselisihan dalam hal hukum. Termasuk pembelajaran di sekolah lebih sering menggunakan bahasa  Inggris terutama dalam sains dan matematika. Persoalan lain muncul di India. Kadang ada pertengkaran hanya gara-gara bahasa. Mata uang yang digunakan juga mencantumkan 14 bahasa. Ini menunjukkan betapa rumitnya dalam menentukan bahasa persatuan yang digunakan sebagai rujukan.

            Untuk tarian, dipilih salah satu dari ratusan tari yang ada di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut dipertunjukkan tari Likok Pulo. Salah satu tarian Aceh yang menarik. Dengan gerakan tangan, ditambah dengan suara, maka tarian ini kemudian menarik minat para peserta. Tarian tersebut menunjukkan gerakan olah tubuh yang dilakukan dengan kesetaraan, keterampilan. Perlu kemampuan untuk memfungsikan seluruh anggota badan dalam menari. Perlu energi yang besar untuk menarikan gerakana-gerakan tarian. Hanya saja tarian ini tidak bisa digambarkan seutuhnya karena hanya satu penari.

            Jika ditarikan dengan jumlah penari beberapa orang maka akan semakin menarik. Tarian Likok Pulo berasal dari kecamatan Aceh Besar dimana dikreasikan oleh ulama. Tarian ini sebagai bentuk pelaksanaan untuk mendekatkan diri. Oleh karenanya, ketika menari Aceh sebagian besar bahkan seluruhnya ditarikan dengan jenis kelamin berbeda. Tidak ada percampuran penari laki-laki dan perempuan. Salah satu pertanyaan peserta adalah “apakah dalam menari boleh diselingi antara laki-laki dan perempuan?”.

 Jawaban yang bisa diberikan adalah tradisi Aceh berakar dalam Islam. Sehingga ketika menaripun prinsip-prinsip keislaman senantiasa diberlakukan. Menari dalam pandangan masyarakat Aceh, tari adalah bagian untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ini ditunjukkan dengan lagu yang mengiringi tarian adalah shalawat. Maka, ketika menari tidak boleh melakukan hal-hal yang justru kemudian akan menjerumuskan kepada larangan agama. Jika alat itu digunakan untuk kepentingan mendekatkan diri kepada Allah, maka tentunya jangan sampai justru ada hal yang melanggar prinsip-prinsip dasar keagamaan.

            Setalah presentasi, kemudian ada dialog. Diantara yang hadir adalah mahasiswa Jepang, dosen dari Kinki University, Osaka, begitu juga mahasiswa dan dosen dari Waseda University, Jepang. Ada juga yang hadir dari Chiang Mai University, Thailand. Para peserta umumnya melihat Indonesia sebagai negara besar yang berkembang ke arah berkontribusi untuk pembangunan dunia. Mahasiswa dan dosen Jepang selalu berkeinginan suatu saat ketika menghabiskan waktu untuk bulan madu, maka pulau pilihannya adalah Bali. Untuk kepentingan penelitian beberapa diantara mereka tertarik menulis tesis dalam kajian budaya Indonesia. Salah satu diantara yang hadir sementara meneliti tentang Islam dan pelaksanaanya dalam hukum positif di Indonesia.

 Salah satu peserta juga berasal dari Osaka justru melihat Indonesia sebagai bagian yang menarik minatnya. Sebelum ini sudah menyelesaikan beberapa buku tentang Indonesia. Salah satu rekomendasi kajian yang menjadi perhatiannya adalah studi Indonesia. Dimana dengan luas wilayah, jumlah penduduk, maka tentu banyak aspek penelitian yang perlu dieksplorasi. Penelitian Indonesia, dalam pandangannya walaupun sudah banyak dilakukan masih ada beberapa peluang menarik sehingga akan menghasilkan satu teori tertentu dalam ilmu sosial.

            Presentasi diakhiri dengan menjawab pertanyaan “bagaimana dengan makanan Indonesia?”. Jawabannya adalah makanan Indonesia senantiasa berpusat pada nasi. Walaupun ini sebenarnya tidak seluruh wilayah Indonesia yang berdasar pada tradisi nasi. Ada wilayah yang menggunakan dalam tradisi pangan seperti sagu, jagung, dan ubi. Namun sebagian besar, justru sejak lama memenuhi kebutuhan makanan dalam nasi. Dengan konsolidasi demokrasi yang sementara berjalan ternyata pandangan orang luar tentang Indonesia tidaklah jelek. Justru ini menjadi tantangan kita untuk kemudian mengusahakan citra internasional yang lebih baik dengan upaya mengusahakan kesejahteraan bagi rakyat.

http://luar-negeri.kompasiana.com

KOMENTAR :

Ternyata indonesia menurut pandangan orang luar khususnya para mahasiswa asia cukup menggembirakan. Melihat dari antusias mereka terhadap apa yang dipresentasikan diatas bahwa mereka sangat respect terhadap indonesia. Harusnya kita sebagai warga Indonesia bangga terhadap apa yang dimiliki indonesia sekarang ini walaupun masih banyak masalah bertubi-tubi yang datang dari semua bidang sosial ekonomi bahkan budaya. Kita sebagai pondasi bangsa harusnya ikut membangun negara ini agar semakin maju kedepannya bukannya malah ikut berdemo yang ujung-ujungnya ribut.

Dilihat dari kabar diatas juga ternyata walaupun mereka antusias terhadap Indonesia akan tetapi BALI lah yang sangat mereka kenal, bukan Indonesia sendiri. Sangat disayangkan kenapa hanya Bali yang mereka ketahui, padahal masih banyak wisata yang sangat indah di Indonesia. Maka tugas kita sebagai warga negara haruslah kita membantu pemerintah dalam memperkenalkan seluruh wisata ciri khas buadaya indonesia ke mata dunia agar nantinya Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan wisata budaya.

Kesimpulannya, bahwa Indonesia baik dimata mahasiswa ASIA. Perkara masih banyak kasus yang terjadi, korupsi merajalela, perbedaan derajat dimata hukum dll itulah tugas kita sebagai penerus bangsa untuk membasmi itu semua agar terbukt bahwa Indonesia adalah negara maju dengan tingkat kesejahteraan tinggi yang berdiri diatas ribuan pulau dengan beranekaragaman suka bangsa dan bahasa yang saling menghormati dan saling menjunjung semangat kebangsaan. Karena dengan itulah Indonesia akan menjadi negara maju dan sangat di hormati dimata dunia.